Minggu, 11 April 2010

Pembuatan Bioethanol Dari Singkong

Semakin pesatnya perkembangan zaman saat ini maka semakin canggih juga ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan yang dihasilkan, dalam rangka menanggulangi pemanasan global yang marak terjadi belakangan ini. Negara-negara maju di dunia kian giat dalam mencari bahan bakar alternative yang berasal dari alam tanpa mencemari lingkungan Selama ini yang kita ketahui, bahan bakar bersumber dari penggalian minyak bumi yang berasal dari fosil tumbuhan dan hewan yang terendap dalam lapisan tanah selama jutaan tahun. Tapi cadangan sumber energy fosil ini akan terus berkurang sementara pemanfaatannya cenderung terus meningkat untuk berbagai kebutuhan masyarakatdan pembangunan. Bioethanol berfungsi sebagai pengganti minyak panah Proses pembuatan bioethanol dapat di ikuti dalam langkah-langkah di bawah ini :
  1. 25 kg singkong dikupas dan dibersihkan di cacah-cacah berukuran kecil. Dalam hal ini semu ajenis singkong dapat dimanfaatkan, tetapi beberapa sumber mengatakan untuk mendapat hasil yang baik dapat menggunakan jenis singkong “genderuwo”, singkong jenis ini memiliki racun dan tidak boleh dimakan.
  2. Keringkan singkong yang telah di cacah tersebut hingga kadar airnya berkurang menjadi 16%. Tujuannya, agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan sebagai bahan baku.
  3. Masukan singkong yang sudah dikeringkan tersebut kedalam tangki stainless steel yang berkapasitas 120 liter, kemudian tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan dengan suhu 100 derajat celsius selama 30 menit, aduk hingga mengental dan menjadi bubur.
  4. Dinginkan bubur singkong tersebut, kemudian masukkan kedalam tangki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10 persen dari total bubur. Konsentrasi cendawan Aspergillus mencapai 100 juta sel/ml. Sebelum digunakkan, Aspergillus disatukan pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurangi pati.
  5. Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan, yaitu lapisan air dan lapisan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan kedalam tangki fermentasi. Namun, sebelum di fermentasi pastika kadar gula dalam larutan pati maksimal 17 sampai 18 persen. Jika kadar gula lebih tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula yang maksimum.
  6. Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencagah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurangi glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob dan agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28 sampai 32 derajat Celsius. Dan pH 4,5-5,5.
  7. Setelah 2-3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupaendapan protein, diatasnya air dan ethanol. Hasil ini disebut bir dengan kandungan ethanol 6 – 12 persen.
  8. Sedot larutan ethanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron, untuk menyaring endapan protein.
  9. Meski telah disaring, ethanol masih bercampur air. Untuk memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan ethanol pada suhu 78 derajat Celsius atau setara titik didih ethanol. Pada suhu itu ethanol lebih lebih cepat menguap ketimbang air. Uap ethanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi ethanolcair.
  10. Hasil penyulingan berupa 95 persen ethanol dan tidak dapat larut di dalam bensin. Agar larut, diperlukan ethanol berkadar 99 persen atau ethanol kering, tahap ini diperlukan yang namanya tahap destilasi absorbent. Ethanol 95 persen itu di panaskan 100 derajat Celsius. Pada suhu itu,
  11. ethanol dan air menguap, uap keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlais zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh ethanol 99 persen yang siap dicampur dengan bensin. Sepuluh liter ethanol 99 persen, membutuhkan 120-130 liter bir yang dihasilkan dari 25 kg singkong.
Lumayan panjang juga artikelnya. Inilah artikel dari saya yang mudah-mudahan menarik dan dapat berguna bagi pembaca, dan khususnya bagi saya sendiri. Terimakasih atas kunjungannya. Jangan lupa kasih komentar yaaa....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar