Senin, 26 Juli 2010

Gambaran singat tipe-tipe watak

1. Perfeksionis
Wataknya cenderung realistis, memiliki suara hati yang peka, dan mempunyai prinsip hidup yang kuat. Mereka orang yang suka berjuang untuk sesuatu yang berbobot idealisme tinggi. Tipe watak ini adalah tipe watak pekerja. Ia menggambarkan orang yang selalu mengejar kesempurnaan. Ia biasanya memperhatikan segala sesuatu sampai sedetail-detailnnya. Ia tidak mudah menyerah meski harus menanggung beban yang berat. Namun karena ia selalu menuntut kesempurnaan, maka setiap orang yang disekelilingnya dituntut untuk mancapai kesempurnaan juga, tapi dia juga selalu mencari kesalahan orang lain. Contohnya, pada saat di


kantor, ia menjadi sangat sensitive terhadap berbagai kesalahan atau perlakuan tidak adil dari atasannya. Untuk membebaskan diri dari kesempurnaan, ia perlu mempelajari konsep pertumbuhan. Tujuannya adalah agar sementara ia mengejar kesempurnaan, ia juga bias tumbuh dan mendekati kesempurnaan tersebut secara perlahan-lahan. Melalui proses pertumbuhan itu, ia bisa memperlakukan diri sendiri ataupun orang lain di sekitarnya degan lebih baik.

2. Helper
Memiliki kecenderungan peduli terhadap lingkungannya, suka menguatkan/membesarkan hati orang lain, dan peka terhadap kebutuhan orang lain, serta suka menolong. Tipe penology adalah tipe orang yang sangat bersahabat, penuh perhatian, dan rela melayani sesame. Namun, bila sampai dikecewakan atau dikritiklantaran terlalu mencampuri urusan orang lain, ia akan marah. Bawah sadarnya selalu dihantui ketakutan terbuang dari lingkungannya. Itulah sebabnya, ia berusaha sekuat tenaga agar hidupnya berarti bagi orang lain. Meskipun secara nyata tidak menuntut balas jasa, tapi sebenarnya ia mengharapkan perhatian, setidaknya pengakuan atas apa yang ia lakukan untuk orang lain. Tipe watak orang semacam ini sebaiknya disadarkan, bahwa membantu orang lain bisa dilakukan tanpa harus mengorbankan kepentingan dirinya. Kepadanya harus ditanamkan pengertian, usaha mencapai tujuan harus dilakukan dengan caranya sendiri, tanpa perlu memanipulasi pihak lain, dengan bermacam-macam bantuan.

3. Achiever
Memiliki kecenderungan watak hidup penuh semangat, senantiasa hidup optimis, percaya diri, dan tindakkannya terarah pada sesuatu yang akan dicapai. Tipe watak ini juga disebut juga tipe motivator. Tipe motivator bisa ditemukan pada posisi puncak perusahaan-perusahaan Amerika dan Jepang. Orang yang memiliki tipe watak seperti ini biasanya adalah workaholic yang amat terobsesi dengan efisiensi. Ia cenderung menentukan target yang tinggi dan bekerja amat efisien untuk mencapai sukses. Kalau perlu ia tidak segan-segan mengesampingkan kepentingan keluarga dan bahkan kesehatannya. Tidak jarang hal ini menimbulkan dampak pada lingkugan kerjanya, ia menuntut kadar komitmen yang sama terhadap bawahannya. Padahal dengan tuntutannya yang erkadang “menyiksa” orang-orang disekitarnya, ia justru sering “stress”. Pribadi orang yang memiliki watak seperti ini sebaiknya memiliki standart untuk mengukur kapasitas kerja tanpa harus dihubungkan dengan tujuan, efisiensi, atau sukse perusahaan. Akan lebih bagus dalam perilaku kerja menyertakan unsure kejujuran diri dan rasa belas kasih sayang terhadap sesame. Bila sudah mampu melihat kehebatan dirinya, ia tidak akan menganggap bawahan sekedar alat mencapai tujuan.

4. Romantis
Memiliki kecenderungan berperasaan peka yang tinggi, pergaulan penuh kehangatan, dan pengertian. Tipe watak ini sering juga disebut individualis, yakni rang yang selalu mnepatkan keunikan diri, kreativitas, dan emosi pada tingkat yang paling tinggi. Karena melihat dirinya sebagai insane yang berbeda dari orang lain, ia tidak senang terhadap hal-hal yang biasa-biasa saja. Baginya setiap orang harus punya keunikan yang menonjol. Ia terobsesi bekerja dengn caranya sendiri yang unik sehingga lebih suka menutup diri bekerja sama dengan orang lain. Orang seperi ini kalau diberi kebebasan cenderung solider dan bahkan terisolasi dari lingkungan sekitar. Nah, agar bisa terbebas dari “dunianya” yang sempit, selain meafaatkan keunikkannya secara optimal, ia juga harus belajar menerima keragaman. Dunia ini penuh dengan perbedaan, kalau hidup setiap orang hanya berporos pada dirinya sendiri dan melupakan pergaulan dengan orang sekitarnya, nantinya justru akan mengalami kesepian.

5. Observer
Berkecenderungan memiliki kebutuhan yang besar akan ilmu pengetahuan. Ia bersifat introfer, sifat ingin tahu yang besar akan segala sesuatu, suka menganalisis segala sesuatu, dan punya pandangan yang mendalam akan segala sesuatu. Watak seperti ini sering disebut tpe pemikir. Biasanya orangnya pintar berpikir analisis dan tegas dalam mengambil keputusan, namu miskin dalam pergaulan. Boro-boro harus meluangkan waktu untuk bertukar pikiran atau perasaan dengan orang lain, perhatiannya hanya pada bidangnya dan terlalu ngoyo dalam mengejar ilmu. Sayangnya, meski intlektualnya tidak diragukan ia malas bekerja. Bahasa sononye seehh… no action, talking only alias NATO atau yang sering didengar, ngomog doang, kerja kagak. Cara mengatasi kelemahan ini adalah ia harus mengambil inisiatif tindakan nyata. Ini logis karena untuk bisa mengetahui apa yang telah terjadi, seseorang harus terlibat didalamnya. Bagaimanapun juga realitas kehidupan tidak akan bisa dimengerti hanya dengan pengamatan saja. Ia perlu belajar mengambil inisiatif untu mengenal, berinteraksi dengan orag lain, serta mampu mengendalikan emosi. Dengan demikian, ia akan menemukan kebijaksanaan dan kekuatan yang selalu dia hindari.

6. Questioner
Kecenderungan memiliki rasa tanggungjawab, orangnya dapat dipercaya, dan memiliki kesetiaan hidup pada keluarga. Sering juga disebut tipe loyalis. Karena itu, umumnya ia bisa dipercaya, jujur, dan bertindak sesuai dengan hukum dan norma yang berlaku. Pembawannya cenderung berhati-hati dan selalu cemas. Perasaan ini terbawa terus sampai didalam pekerjaan. Biasanya ia dihantui rasa ketakutan dan kecemasan, “jangan-jangan ia berbuat kesalahan?” itu yang ia pikirkan. Kalau kecemasan itu tidak dapat terkontrol, biasanya ia tidak mampu membuat keputusan atau bertindak sesuai kehendak. Orang yang berkepribadian semacam ini, perlu memiliki rasa percaya diri yang besar dalam lingkungannya. Kalau bisa diyakini bahwa ia memiliki relasi dapat dipercaya, pelan-pelan kecemasan itu akan hilang dan ia mampu meraih prestasi yang lebih dari yag biasanya.

7. Adventure
Kecenderungan memiliki hidup yang penuh semangat, lincah, dan optimis. Ia ingin menghasilkan sesuatu untuk dunia. Tipe ini juga sering disebut tipe watak antusiasistis karena selalu bersikap optimistis akan masa deoan meski dalam kondisi buruk sekalipun. Ia akan berusaha sebaik-baiknya untuk menghindari stress, tapi bila situasi semakin memburuk dengan gampang dia banting stir, memilih pekerjaan lain yang dianggap lebih baik. Meskipun hidupnya tidak selalu berhasil, ia susah untuk menerima kegagalan atau penderitaan. Orang semacam ini harus dilatih untuk bisa menerima penderitaan atau kegagalan sehingga ia tidak akan jatuh kedalam obsesi keberhasilan terus. Keberanian menghadapi tantangan perlu terus dipupuk. Yang jelas ia harus mengalami kegagalan dalam dunia nyata. Peribahasa jawa mengatakan jer basuki mawa bea (kesejahteraan perlu pengorbanan), cocok dijadikan pegangan hidupnya. Dengan keadaran seperti ini ia bisa menjadi pekerja yang berguna dan berprestasi lebih besar.

8. Assester
Kecenderungan memiliki watak suka berterus terang, langsung apa adanya, percaya diri yang tinggi. Ukuran pergaulan adalah sesuatu yang menguntungkan diri sendiri dan protective. Ini adalah tipe watak kepemimpinan. Ia merupakan orang yang dikaruniai kekuatan dan kemampuan mempengaruhi orang lain, namun cenderung tampil “kejam” terhadap dunia sekitarnya. Ia tidak mau kompromi dengan apa yang telah diyakininya. Kalau memegang kekuasaan bisa berbahaya karena cenderung otoriter. Di satu sisi ia terobsesi oleh keadilan. Ia membanggakan dirinya sebagai yang “empunya” keadilan. Berpegang pada kebenaran yang diyakininya, ia berjuang untuk memperbaiki ketidakadilan yang ada dilingkungannya. Disisi lain, kegigihannya menanamkan keadilan kepada pihak lain yang menutup telinganya dari pendapat orang lain yang berbeda. Alhasil, ia sering terjerat konflik. Maka, agar tidak menjadi korban dari “jebakan” yang diciptakannya sendiri, ia harus belajar memahami dan memiliki rasa kasih saying terhadap sesame. Ia yang menyadari kelemahannya sendiri justru secara alami akan menjadi kuat, tanpa harus menindas atau menakuti orang lain dengan kekuatan.

9. Peacemeaker
Kecenderungan memiliki watak yang mudah menerima, baik hati, dan prinsip hidup yang suka mendukung. Ia lebih suka mencari kesatuan dengan orang laindan masyarakat sekitarnya. Ia menghindari pertentangan hidup, karena itu ia disebut orang yang mempunyai watak pecinta damai. Hal ini dilihat dari kepribadiannya yang tidak menyukai persaingan. Ia selalu berusaha agar lingkungannya menjadi tenang dan damai. Namun, lantaran selalu menghindari konflik, sikapnya menjadi ewuh pakewuh terhadap siapapun. Ia tidak mampu mengutarakan pendapatnya secara jelas dan transparan. Akibatnya, orang lain sering tidak bisa menangkap maksudnya. Padahal perilaku tersebut justru akan menimbulkan masalah. Dengan pembawaan yang terlalu rendah diri, ia merasa dirinya tidak begitu berarti dan tidak penting bagi orang lain. Ketiadaan rasa percaya diri yang kuat cenderung membuatnya mengharapkan orang lain untuk memotivasi dirinya. Pribadi semacam ini perlu didorong. Untuk menyadari bahwa dirinya manusia yang berharga. Mata hatinya harus terbuka ke dunia luar yang lebih luas. Selain itu perlu juga ditumbuhkan suatu keberanian untuk menghadapi konflik. Dengan demikian, ia berani mengatakan apa yang diinginkan, meski terkadang menyebabkan timbulnya konflik.

1 komentar:

  1. wah, kak, ky`a sy bingung nentuin, yg mana watak sy. cz, antar watak satu dengan yg lain hampir ada kesamaan...

    BalasHapus