Minggu, 11 April 2010

Tips Mengurangi Alergi

Alergi atau alahan ialah suatu gangguan pada tubuh yang menjadikannya teramat sensitif terhadap antigen-antigen tertentu. Antigen yang menyebabkan reaksi alergi disebut juga allergen. Alergi, demikian dr Heru Sundaru SpPD KAI dari Kepala Sub-Bagian Alergi dan Imunologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), merupakan reaksi berlebihan (hipersensitivitas) dari sistem imun tubuh terhadap zat yang bagi kebanyakan orang dianggap normal.
Reaksi alergi yang bersifat fatal adalah anaphylaxis atau renjatan anafilaktik, di mana penderita mengalami bengkak di wajah, sesak napas, muntah, diare, dan tekanan darah turun mendadak.

Bagaimana cara mengetahui jenis alergi yang kita derita?
Ada 2 macam tes alergen yang bisa digunakan untuk mengetahui jenis alergi:
  1. Patch test, yaitu punggung kita akan ditempel oleh beberapa macam tempelan yang sudah mengandung zat-zat alergen(penyebab alergi),contohnya zat coklat selama 2 hari. Dua hari kemudian, bila punggung menjadi merah berarti kita alergi terhadap zat tersebut.
  2. Prick test, dimana berbagai zat alergen seperti zat-zat debu,cat,zat dari kulit binatang akan ditusukkan ke kulit kita untuk mengetahui reaksi kulit terhadap masing-masing alergen.
Apa saja gejala-gejala alergi?
- Biduran
- Asma
- Pilek dan batuk-batuk
Bedanya dengan batuk-pilek flu, pada batuk-pilek alergi biasanya tanpa keluhan demam, pegal-linu, nyeri kepala seperti lazimnya orang flu dan sudah berlangsung lama tanpa flunya memburuk.
- Mencret
- Mata merah

Penyebabnya :
Alergen adalah zat yang menimbulkan reaksi alergi. Penyebabnya pun bermacam-macam, diantaranya adalah:
• Makanan tertentu.
• Bahan obat-obatan tertentu.
• Parfum atau produk-produk kosmetika lainnya
• Serangga.
• Polusi.
• Suhu udara.
• Serbuk bunga.

Pengobatan :
Cara menanggulangi alergi adalah dengan menghindari alergen atau zat penyebab alergi, dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari makanan penyebab alergi. Selain itu dengan pengobatan dengan antialergi, terutama antihistamin.
Antihistamin generasi pertama, sebenarnya cukup aman, tetapi efek samping berupa sedasi (mengantuk) berpotensi menimbulkan kecelakaan pada pengguna jika menyetir kendaraan maupun bekerja di pabrik. "Seseorang harus tahu efek samping obat yang diminum. Dokter juga perlu memberitahukan efek samping obat serta menanyakan jenis pekerjaan pasien sebelum memberi obat. Antihistamin generasi kedua telah berkurang efek sedasinya, tetapi bisa menimbulkan gangguan irama jantung.
  • Dengan terapi pengobatan.
    Upaya medis dalam menghadapi gangguan alergi, dapat dilakukan dengan jalan mendatangi dokter atau melakukan pengobatan sendiri, dengan menggunakan:


    1. Obat yang bekerja melawan reaksi alergen disebut antihistamin--dapat meringankan gejala rinitis alergi dengan efektif. Cairan pelega hidung juga merupakan obat yang mengandung antihistamin, banyak dijual bebas. Obat ini mampu meringankan sumbatan hidung yang amat menjengkelkan akibat rinitis alergi.
    2. Para penderita saluran napas bronkial biasanya menggunakan obat bronkodilator, berfungsi sebagai pelega saluran napas. Obat ini bisa berupa semprotan dan tablet, juga ada obat-obatan anti asma nonbronkodilator.
    3. Penderita dermatitis atopik dalam kondisi ringan bisa memakai obat oles atau salep yang mengandung kortikosteroid. Penderita biduran harus menghindari alergennya, serta menggunakan obat antihistamin yang terkadang dikombinasi dengan kortikosteroid. Obat oles dan bedak cair yang mengandung bahan aktif antipruritus bisa juga diberikan.
    4. Imunoterapi, yaitu menyuntikkan sejumlah kecil alergen spesifik, dapat juga dilakukan untuk mengatasi alergi. Mulailah dengan dosis suntikan rendah/kecil, yang secara bertahap dinaikkan namun frekuensinya semakin dijarangkan--sehingga akhirnya penderita tidak menampakkan gejala alergi lagi
  • Minum air putih minimal 2 liter / hari dan olahraga ringan seperti jalan cepat/lari santai/jogging yang dilakukan setiap hari dengan durasi minimal 30 menit dapat mengurangi frekuensi serangan alergi
  • Dengan mengonsumsi makanan yang dialergikan secara sedikit demi sedikit secara bertahap untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap allergen.
Pencegahan:
Pencegahan alergi dibagi atas dua macam, yaitu pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya sensitisasi, dan yang dapat kita lakukan antara lain adalah menghindari asap rokok, terutama semasa hamil dan awal kehidupan anak, memberi air susu ibu minimal 6 bulan.

Pencegahan sekunder adalah pencegahan terjadinya penyakit alergi dari anak atau orang yang telah tersensitisasi, yang sudah muncul dalam bentuk pilek atau eksim. Orang yang telah tersensitisasi allergen, harus menghindarinya. Berikut ini adalah beberapa cara pencegahan sekunder:

• Hindari pencetusnya (Allergen).
• Atur ruangan anda dengan tata ruang yang lebih baik, agar sirkulasi udara dapat lebih baik. Hal ini sangat berguna bagi Anda yang memiliki alergi dengan udara.
• Buatlah catatan untuk setiap persitiwa alergi yang Anda alami.
• Bawalah selalu obat-obatan alergi Anda kemanapun Anda pergi.
Jangan lupa untuk selalu mencicipi makanan atau obat-obatan baru dengan porsi yang sangat sedikit, jika tidak mengetahui apakah alergi atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar