Minggu, 18 April 2010

Australian Parliamentary Debate

Berdebat dapat dilakukan dengan berbagai gaya. Berdasarkan gaya yang dianut para pendebat, debat dapat digolongkan empat macam, yaitu debat Inggris, debat Amerika, debat Indonesia, dan debat Parlemen Australia. Dalam kesempatan ini akan diperkenalkan debat gaya Parlemen Australia.

Debat Parlemen Australia dilakukan oleh 2 tim yang tiap-tiap tim beranggota 3 orang. Masing-masing anggota tim diposisikan sebagai Pembicara 1, Pembicaera 2, dan Pembicara 3. Salah satu dari kedua tim itu bertindak sebagai pendukung dan yang lainnya sebagai penentang. Debat dipimpin oleh seorang moderator, dibantu oleh seorang Pencatat Waktu yang duduk di sebelahnya. Dewan Juri yang jumlahnya minimal tiga orang dan ganjil duduk di depan hadirin (audience) yang dianggap sebagai anggota majelis. Hadirin hanya menyaksikan dan mendengarkan pidato yang disampaikan pembicara dan memberi tepuk tangan (applause) setelah pembicara mengakhiri pidatonya.

Sebelum debat berlangsung, semua orang yang berpartisipasi dalam debat sudah berada di ruang debat. Di tempat itu moderator akan mengundi tim mana yang akan duduk di tempat Tim Pendukung dan Tim Penentang. Kemudian moderator menunjukkan 3 buah mosi (topik) yang akan dipakai dalam lomba debat, yaitu mosi 1 .... , mosi 2 .... , dan mosi 3 .... . Tim akan memilih mosi berdasarkan urutan prioritas. Mosi yang oleh kedua tim mendapat prioritas pilihan teratas maka akan dipakai sebagai mosi debat. Misalnya, Tim Pendukung memilih dengan urutan mosi 2, 3,1 sedangkan Tim Penentang memilih dengan urutan mosi 3, 1, 2 maka mosi yang akan diperdebatkan adalah mosi 3. Akan tetapi, jika Tim Pendukung memilih urutan mosi 1, 3, 2 dan Tim Penentang memilih urutan mosi 3, 1, 2 maka moderator harus menentukan antara mosi 1 dan 3 dengan cara melempar koin.

Setelah mosi ditentukan, moderator memberi kesempatan kepada kedua tim selama 30 menit untuk membangun kasus atau merumuskan kasus. Biasanya Tim Pendukung berada di dalam ruang sidang dan Tim Penolak berada di luar ruang sidang. Pada saat kedua tim merumuskan kasus, moderator atau panitia yang ditunjuk menuliskan di papan tulis judul mosi yang diperdebatkan, nama-nama pembicara tiap-tiap tim dan posisinya, termasuk siapa yang akan menyampaikan pidato balasan. Contohnya seperti di bawah ini.

Topik/Mosi : .......................................................................................
Tim Pendukung Tim Penentang
Pembicara 1: ............................ Pembicara 1: ................................
Pembicara 2 : ........................... Pembicara 2: ................................
Pembicara 3: ............................ Pembicara 3: ................................
Pdt.Balasan: ............................. Pdt.Balasan: .................................

Setelah waktu 30 menit untuk membangun kasus habis, debat dimulai. Moderator membuka debat, memperkenalkan Tim Pendukung, Tim Penentang, Pencatat Waktu, dan Dewan Juri. Setelah menjelaskan aturan main debat, moderator mempersilakan Pembicara 1 Tim Pendukung untuk menyampaikan pidatonya. Selanjutnya, berturut-turut moderator juga memberi kesempatan pembicara-pembicara lain sambil tetap mengendalikan debat.

Setelah keenam pembicara dari kedua tim selesai berpidato, moderator mempersilakan salah satu anggota Tim Penentang untuk menyampaikan Pidato Penutup atau Pidato Balasan. Jika sudah selesai, salah satu anggota Tim Pendukung juga dipersilakan menyampaikan Pidato Penutup.

Begitu Pidato Penutup selesai, Dewan Juri melakukan penghitungan nilai dengan cermat dan cepat. Bila sudah selesai, moderator memberi kesempatan kepada semua juri secara bergantian untuk menyampaikan pandangannya atau komentarnya tentang debat yang baru saja berlangsung. Kemudian juri, memberi tahu tim mana yang menang dalam debat tersebut.
Pengumuman Dewan Juri tentang siapa yang menang dalam debat, menjadi pertanda bahwa debat sudah selesai. Akhirnya, moderator menutup debat. Debat selesai.

Dalam perdebatan pihak yang sangat aktif berbicara adalah Tim Pendukung dan Tim Penentang. Oleh karena masing-masing tim itu mempunyai anggota tiga orang, maka diadakan pengaturan berbicara. Ada dua macam pembicaraan/pidato, yaitu pidato utama dan pidato balasan.
  1. Pidato Utama
    Dalam pidato utama, ada enam pembicara yang berpidato dengan urutan sebagai berikut.
    Pertama, Pembicara 1 Tim Pendukung : 7 menit
    Kedua, Pembicara 1 Tim Penentang : 7 menit
    Ketiga, Pembicara 2 Tim Pendukung : 7 menit
    Keempat, Pembicara 2 Tim Penentang : 7 menit
    Kelima, Pembicara 3 Tim Pendukung : 7 menit
    Keenam, Pembicara 3 Tim Penentang : 7 menit
  2. Pidato Balasan
    Pidato balasan dilaksanakan setelah keenam pembicara menyelesaikan pidato utama. Sesuai dengan namanya yaitu pidato balasan, kalau pidato utama pembicara pertama dari Tim Pendukung, maka dalam pidato balasan ini pembicara pertama dari Tim Penentang. Perbedaan lain, kalau dalam pidato utama semua anggota tim mendapat kesempatan berbicara, dalam pidato balasan ini masing-masing tim hanya salah satu dari anggota tim yang berbicara. Waktunya juga berbeda, bukan 7 menit, melainkan hanya 5 menit untuk masing-masing pembicara.
    Jadi, dalam pidato balasan hanya ada dua pembicara, yaitu sebagai berikut.
    Pertama, salah seorang dari anggota Tim Penentang : 5 menit
    Kedua, salah seorang dari anggota Tim Pendukung : 5 menit
    Apa yang dibicarakan masing-masing pembicara? Ada dua kelompok pembicara sesuai dengan timnya. Kelompok pembicara yang tergabung dalam Tim Pendukung semuanya akan menyampaikan argumentasi yang mendukung topik yang telah didefinisikan. Sebaliknya, kelompok pembicara yang tergabung dalam Tim Penentang akan selalu berusaha menyanggahnya. Dengan demikian, tampak nyata bahwa Tim Pendukung mempertahankan argumentasi dan Tim Penentang berusaha menyanggahnya.
    Apa sebenarnya argumentasi dan sanggahan itu? Argumentasi adalah kemampuan untuk meyakinkan dan mempengaruhi orang lain untuk menerima usulannya. Caranya, pembicara berusaha meyakinkan dengan penalaran yang masuk akal, logis, dan sistematis untuk memperoleh kesimpulan. Alasan, bukti, dan contoh/fakta menjadi bagian penting dalam argumentasi. Kalau bukti dan contoh itu benar-benar ada dan cara menghubung-hubungkannya juga benar, argumentasi itu sulit dibantah. Sebaliknya, kalau contoh-contoh yang dipakai itu contoh yang salah, apalagi cara menghubung-hubungkannya juga salah, dengan mudah argumentasi itu dapat ditolak.
    Nama lain menolak argumentasi dalam perdebatan adalah menyanggah. Sanggahan adalah proses untuk membuktikan bahwa pendapat lawan itu berkualitas rendah, salah, atau tak layak diterima. Cara yang digunakan untuk menyanggah sebagai berikut.
    a. Menunjukkan bahwa argumen lawan didasarkan fakta yang salah atau interprestasi yang salah terhadap fakta itu.
    b. Menunjukkan bahwa argumen lawan tidak relevan dengan upaya pembuktian topik.
    c. Menunjukkan bahwa argumen lawan tidak tepat.
    d. Menunjukkan bahwa sekalipun argumen lawan itu benar, tetapi akibat langsungnya tidak dapat diterima.
    e. Menunjukkan bahwa meskipun argumen lawan benar, tetapi kurang berbobot, kurang bermutu.
  3. Selaan
    Menyela berarti memotong pembicaraan. Setiap pembicaraan yang dilakukan oleh anggota Tim Pendukung dan Tim Penentang dalam pidato utama (bukan pidato balasan) dapat disela (diselingi pembicaraan) oleh anggota tim pihak lawan. Permintaan menyela boleh diterima, boleh juga ditolak. Terus-menerus menolak (sampai tiga kali) dapat mempengaruhi penilaian Dewan Juri. Demikian pula terus-menerus menyela dengan gencar tanpa memperhatikan saat yang tepat juga mengakibatkan pengurangan nilai pada salah satu aspek yang dinilai Dewan Juri.
    Jika ingin menyela pembicaraan lawan, penyela harus berdiri, tangan dikedepankan seperti hendak berjabat tangan atau sedang memersilakan seseorang sambil mengucapkan, “Sela.” Sebelum pembicara yang akan disela itu membalas dengan ucapan, “Silakan” (menerima) atau, “Maaf’ (menolak), penyela tetap berdiri. Apabila permintaan menyela itu ditolak, penyela segera duduk kembali. Apabila diterima, penyela dapat menyampaikan selaan selama 15 detik, kemudian duduk kembali. Lebih dari 15 detik dapat ditegur oleh moderator dan berakibat pengurangan nilai oleh Dewan Juri.
    Demikian tata cara debat gaya Parlemen Australia. Mengapa dinamakan gaya Parlemen Australia? Dinamakan demikian karena gaya debat itu diadopsi dari kegiatan debat di Parlemen Australia. Untuk memahaminya, perlu kita bayangkan kegiatan debat di Parlemen Australia seperti di bawah ini.
    a. Pihak Pemerintah (Tim Afirmatif, Tim Proposisi, atau Tim Pendukung) mengajukan sebuah usulan kepada Parlemen.
    b. Pihak Oposisi (Tim Negatif atau Tim Penentang) menyanggah usulan tersebut.
    c. Masing-masing pihak berusaha meyakinkan Parlemen dengan menyampaikan argumentasi berupa alasan, bukti, contoh, dan penalaran. Kedua pihak mengadu argumentasi, kuat-kuatan argumentasi. Sebab, pihak yang paling kuat argumentasinyalah yang bisa meyakinkan Parlemen bahwa pendapat dan pandangannya lebih layak diterima.
    d. Masing-masing pihak mendapat alokasi waktu yang setara untuk mengemukakan pandangannya secara bergantian. Penggunaan waktu dan kelancaran debat diatur oleh moderator.
    e. Setelah waktu berdebat dinyatakan habis, Parlemen melakukan pemungutan suara (voting) untuk memutuskan usulan dari pihak mana (Pihak Pemerintah atau Pihak Oposisi) yang diterima
Oleh : Asul Wiyanto

    2 komentar:

    1. terimakasih byk mas infonya , sangat bermanfaat ...
      apalagi buat saya yang akan menghadapi lomba debat bahasa inggris dengan style australian , tentu pemahaman seluk beluk tentang australian debate sangat diperlukan , dan artikel ini telah banyak membantu saya ...
      sekali lagi terimakasih byk mas ...

      BalasHapus
    2. Trimakasih atas infonya. Ini sangat berguna untuk membimbing siswa-siswi kami. Kami pernah mendengar penjelasan ttg debat itu, tapi tentunya info dari anda akan menambah pemahaman kami. Terimakasih.

      BalasHapus