Minggu, 11 April 2010

Tips Mengurangi Asma

Asma adalah penyakit pada saluran pernafasan. Gejala-gejalanya perasaan sesak pada dada, nafas pendek, tersengal-sengal dan batuk-batuk. Penderita yang sedang mengalami serangan asma, dibagi menjadi 3 kriteria, yaitu penderita dengan serangan asma ringan, serangan sedang dan serangan berat. Salah satu tanda untuk melihat pembagian berat ringannya serangan adalah dengan melihat cara berbicara. Bila ketika berbicara penderita masih dapat menyelesaikan kalimat, klasifikasi yang diberikan adalah serangan asma ringan. Saat penderita berbicara dengan suara terputus-putus, maka penderita digolongkan dalam serangan asma sedang. Tetapi jika penderita sudah mengalami kesulitan bicara karena sesak, penderita masuk dalam kelompok serangan asma berat. Penderita yang mengalami serangan ringan dapat diobati sendiri di rumah. Namun penderita yang mendapatkan serangan sedang dan berat harus ditangani di rumah sakit.

Penyebab:
Terdapat dua faktor utama yang menyebabkan menyempitnya saluran pernafasan, yaitu:
  1. Lapisan bagian dalam dari saluran pernafasan menjadi merah dan bengkak (disebut peradangan) dan mungkin terbentuk tambahan lender/dahak (cairan kental).
  2. Otot disekitar saluran pernafasan mengencang (disebut Bronco constriction)
Adapun faktor-faktor penyebabnya adalah:
• Faktor keturunan.
• Faktor bawaan lahir (alergi).
• Polusi udara, cuaca dingin, asap rokok,
• Infeksi saluran pernafasan yang biasa disebabkan oleh virus, contohnya virus influenza.
• Aktifitas yang berlebihan atau kelelahan.
• Pencernaan yang kurang baik akan menyebabkan asam lambung naik ke atas. Sehingga dapat menyebabkan sesak nafas.
• Penyakit sinusitis dapat menyebabkan sesak.
• Obat-obatan tertentu ada juga yang memiliki efek samping menyesakan.
• Bahan pengawet makanan juga ada yang memiliki efek samping menyesakan nafas.

Faktor-faktor pencetus ini antara penderita dapat berbeda. Faktor-faktor pemicu di antaranya faktor alergen, emosi atau stres, infeksi, zat makanan, zat kimia, faktor fisik seperti perubahan cuaca, kegiatan jasmani, dan obat-obatan. Kerja faktor pencetus ini pun berbeda, ada faktor pencetus yang bisa mengakibatkan penyempitan saluran nafas (bronchospasme), seperti emosi, udara dingin, latihan. Ada pula faktor pencetus penyebab peradangan seperti infeksi saluran pernafasan akut, alergen, zat kimia, dan asap rokok. Sebagian besar serangan asma dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor pencetus tersebut.

Tanda-tanda asma:
• Bengik atau rasa sesak di dada
• Batuk-batuk atau sesak nafas malam hari, yang menyebabkan tidak bisa tidur.
• Batuk-batuk yang masih ada meskipun sudah lama sembuh dari flu.
• Sesak nafas atau sesak di dada setelah atau selama melakukan kegiatan atau gerak badan.
• Batuk-batuk atau sesak nafas yang berkembang setelah memakan obat-obatan atau obat tetes mata tertentu.

Pengobatan:
  • Dengan terapi obat.
    Terdapat empat jenis Pengobatan Asma, yaitu:
    1. Obat Pencegah (Preventers)
      Obat-obat pencegahan jangka lama, untuk mengatasi peradangan saluran nafas. Obat-obat ini mengurangi peradangan pada saluran pernafasan dan membantu membersihkan lendir. Obat ini harus digunakan setiap hari dan setelah beberapa minggu anda menggunakannya, anda baru merasa sehat.
    2.  Obat Pelega (Relievers)
      Obat-obat kerja cepat untuk mengatasi dengan segera serangan sesak nafas (reliver). Selain itu, obat golongan anti cholinergik, teofilin kerja cepat, suntikan adrenalin atau epinefrin juga dapat dijadikan pilihan. Obat-obat ini membantu membuka saluran pernafasan dengan mengendurkan otot-otot kencang disekitarnya.Pelega (reliever) membantu membuka saluran pernafasan dengan mengendurkan otot-otot kencang disekitarnya.
    3. Pengontrol Gejala (Symptom Controllers)
      Yang termasuk kedalam obat pengontrol gejala adalah Foradile, Optrol, Oxis, Serevent. Pengontrol gejala membantu dalam mengendurkan otot-otot di sekitar saluran pernafasan sampai 12 jam. Obat-obatan ini dapat diberikan bersamaan dengan obat pencegahan anda.
    4. Obat-obatan Kombinasi (Combination Medications)
      Pengobatan secara kombinasi yang menggabungkan obat-obatan pengontrol gejala (symptom controller) dengan obat-obatan pencegah (preventer medication), dengan tujuan agar lebih memudahkan.

      Pengobatan pencegahan jangka lama sangat dianjurkan. Namun, dari semua jenis obat yang tersedia, pemakaian obat inhalasi lebih diutamakan mengingat efeknya yang cepat, dosis yang kecil dan efek samping yang minimal meskipun diberikan dalam jangka panjang. Obat utama untuk pengobatan asma adalah obat antiradang (antiinflamasi). Pengobatan lain pada asma adalah pengobatan untuk melebarkan pipa saluran napas (bronkodilator) yang menyempit pada serangan asma
  • Olahraga yang tepat
    Rehabilitasi dan peningkatan kebugaran jasmani dengan olah raga atau latihan jasmani terpimpin. Penderita asma sering mengalami sesak sehingga sebagian otot-otot pernafasan kerap digunakan, sementara sebagian otot yang lain tidak. Otot-otot pernafasan yang banyak digunakan akan membesar dan yang jarang digunakan akan melemah. Akibatnya, efisiensi dan koordinasi pernafasan menjadi kurang baik, fungsi paru serta pertahanan paru pun menurun. Selain itu penderita asma juga terkadang mengalami keterbatasan fisik atau membatasi pekerjaan fisik karena takut sesak, sehingga kebugaran jasmaninya berkurang. Dengan melakukan latihan jasmani secara teratur yang terpimpin, otot pernafasan akan kembali berfungsi normal, kenaikan kapasitas vital paru meningkat dan kebugaran jasmani pun menjadi lebih baik.
  • Latihan pernapasan
    Posisi: Duduk santai pada sebuah kursi, punggung diganjal dengan bantal. hirup udara melalui hidung. Kemudian kerutkan bibir, seakan-akan hendak meniup melalui sedotan. Hembuskan udara 2 kali lebih lama dari ketika menghirupnya. Tambahkan waktu hembusan sedikit demi sedikit.
    Istirahat setelah menghembus dan menghirup udara 3 kali secara normal sebelum memulai lagi cara pernafasan tadi . Ini dapat dilakukan di pagi hari, siang hari dan pada malam hari sebelum tidur. Ini dapat dilakukan juga bila nafas menjadi pendek sementara melakukan gerak badan serta kegiatan lainnya.
Pencegahan:
• Hindari faktor pencetus asma itu sendiri. Seperti zat alergi, stress, dan kondisi udara/lingkungan yang kurang sehat atau tidak sesuai, seperti udara berpolusi atau udara dingin.
• Perhatikan bahan pengawet dari makanan yang Anda makan.
• Jika akan mengonsumsi suatu obat, cobalah untuk mengonsultasikannya dengan dokter. Agar dapat dicarikan alternatif obat yang sesuai dengan Anda yang menderita asma atau yang memiliki bakat asma.
• Aturlah pola makan Anda agar asam lambung tidak berlebihan dan naik ke atas.
• Jangan melakukan aktifitas yang berlebihan.
• Bila memiliki sinusitis segera sembuhkan sinus tersebut.
Akibat berobat tidak sesuai aturan, diperkirakan jumlah kematian penderita asma di Indonesia lebih tinggi dari negara-negara maju. Data WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menunjukkan jumlah penderita penyakit asma di Indonesia berkisar antara 3-8 persen atau 6-16 juta dari 200 juta penduduk. Sedangkan, menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992, bronkhitis kronis, asma dan emfisema menjadi penyebab kematian kelima di Tanah Air. (m05).

4 LANGKAH PERTOLONGAN PERTAMA PENYAKIT ASMA :
  1. Dudukkan orang yang bersangkutan secara tegak dan tenteramkan hatinya
  2. Segera berikan 4 semprotan obat pelega secara berturut-turut. Obat itu sebaiknya diberikan secara satu kali semprotan sebanyak 4 kali dengan menggunakan alat yang memberi kesempatan bernafas/spacer device. Bila anda tidak mempunyai sebuah spacer, gunakan penyemprot (puffer) saja.
  3. Tunggu selama 4 menit. Bila hanya sedikit /tidak ada kemajuan ulangi langkah 2 dan 3.
  4. Bila tetap masih tidak ada kemajuan segera panggil ambulans

1 komentar:

  1. wah, makasih banged nih mas.. saya jd terbantu. kebetulan saya punya penyakit asma.

    BalasHapus